Yamin, Warga Flotim Raup Jutaan Rupiah Sehari dari Pasang Bubu

Editor: Koko Triarko

LARANTUKA – Bekerja sebagai nelayan dengan memasang bubu di laut, bukan pekerjaan yang sulit dan bisa dilakukan semua orang. Hanya butuh belajar seharian, bisa langsung terampil.

Pekerjaan ini tidak seperti petani yang harus membersihkan lahan terlebih dahulu, menanam baru memanennya, sebab nelayan hanya menangkap ikan dan hanya perlu menjaga kelangsungan ekosistem laut saja.

“Saya saja hanya tamatan sarjana kesehatan, tetapi sejak berhenti jadi pegawai negeri, saya mencoba menjadi nelayan karena potensi perikanan tangkap masih besar,” ungkap Yamin Lewar, nelayan asal Desa Pamakayo, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu (19/8/2020).

Pemilik bubu, Yamin Lewar, warga Desa Pamakayo, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, saat ditemui Rabu (19/8/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Menurut Yamin, dalam sehari dirinya bisa memanen 35 bubu. Dalam kondisi normal, ia bisa mendapatkan keuntungan bersih minimal Rp2 juta, sementara saat Covid-19 dia hanya mengantongi pendapatan Rp1 juta sehari.

Dia mempekerjakan tiga orang warga di desanya untuk membantunya mengangkat bubu dan memasangnya kembali di perairan di Desa Pamakayo dan desa lain di sekitarnya.

“Setelah modal awal kembali, saya akan memperlebar usaha dengan menambah bubu lagi untuk dipasang di desa lainnya. Makin banyak bubu, makin banyak orang yang akan dipekerjakan,” tuturnya.

Mantan Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur ini mengaku tertarik memasang bubu, setelah melihat warga di desanya dahulu sering memakai alat ini untuk menangkap ikan karang dan ikan demersal.

Lihat juga...