Memahami Hipertensi dan Upaya Pencegahannya
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Pada hipertensi, yang terjadi adalah selangnya mengecil sementara volumenya besar. Karena itu, dalam perawatan pasien dengan hipertensi, ada obat yang ditujukan untuk memperbesar pembuluh darah, sehingga bisa menampung arus darah,” urainya lebih lanjut.
Faktor kedua adalah darah yang volumenya bisa banyak atau bisa sedikit. Dalam hal ini, darah mengandung terlalu banyak air.
“Sehingga pada pasien hipertensi, diminta untuk mengurangi konsumsi garam. Karena garam bisa mengikat air, yang menyebabkan volumenya semakin bertambah,” ucapnya.
Dan faktor ketiga adalah jantung sebagai pompa darah ke seluruh tubuh. Jika pompanya bekerja dengan kapasitas besar sementara pembuluh darahnya kecil, maka akan timbul hipertensi.
“Faktor terakhir adalah keran atau sistem pengeluaran dalam tubuh. Yang dalam hal ini, salah satunya adalah ginjal. Kalau ginjalnya tidak berfungsi secara normal maka proses pengeluarannya juga terganggu hingga bisa menyebabkan hipertensi,” imbuhnya.
Agus menyebutkan gejala hipertensi tidaklah spesifik. Tapi yang paling sering diidentifikasikan sebagai gejala hipertensi adalah nyeri di kepala.
“Nyeri kepala ini tidak merujuk pada hipertensi saja. Tapi bisa menjadi pertanda untuk seseorang melakukan pengecekan tekanan darah jika mengalami nyeri kepala. Harus diukur, untuk bisa memastikan bahwa benar tekanan darahnya meningkat,” ujarnya.
Kondisi hipertensi ini, lanjutnya, tidak bisa dipatok secara umur maupun gender. Harus dilakukan dengan melihat kondisi setiap faktor yang mempengaruhi.
“Hipertensi itu biasanya terjadi pada orang yang pembuluh darahnya mulai kaku, yang memang biasa terjadi pada orang yang beranjak tua. Walaupun pada usia muda, kasus hipertensi juga banyak ditemukan sebagai akibat dari pola makan yang banyak mengandung garam dan MSG,” paparnya.