Irigasi Tetes Berbasis Teknologi Buat Anak Muda Tertarik Bertani
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Ia sebutkan, pertanian hortikultura kesibukannya saat musim kemarau sebab musim hujan orang akan sibuk di kebunnya masing-masing yang khusus menanam padi ladang dan jagung.
“Kesulitan saat usaha tani di musim kemarau yakni ketersediaan air sehingga pemerintah berperan disitu. Kalau dataran rendah harus dibor sumur sementara di dataran tinggi harus disiapkan bendungan-bendungan kecil,” ungkapnya.
Rafael mengaku belajar pertanian sistem irigasi tetes meskipun selama ini bergelut mendampingi petani lewat LSM Bangwita, sebab dirinya ingin membuat pertanian berbasis pariwisata.
Ia akan melaksanakannya di hotel Sea World sehingga saat tamu mau panen semangka maka diberi tas dan panen sendiri dan para tamu juga bisa mencoba menerapkan penyiraman tanaman menggunakan telepon genggam.
“Saya sedang belajar sistem irigasi tetes karena mempergunakan selang khusus yang didatangkan dari luar negeri dengan instalasi yang juga sedikit rumit,” ucapnya.
Petani muda Yance Maring mengaku tertarik mengembangkan sistem irigasi tetes dengan membuat aplikasi penyiraman tanaman sehingga mempermudah dirinya dalam melakukan aktifitas bertani.
Yance mengaku untuk kabupaten Sikka dirinya baru menerapkan sistem irigasi tetes dengan selang khusus ini di kebun contoh milik pemerintah Desa Waiara Kecamatan Kewapante.
“Minggu lalu saya memberikan pelatihan dan memasang instalasi irigasi tetes di Desa Waiara. Saya ingin membagi keahlian saya kepada orang lain agar memudahakan petani kita dalam bertani,” ungkapnya.