Ekonom: ‘Burden Sharing’ Kemenkeu-BI Tanda Negara Bangkrut

Editor: Koko Triarko

Ekonom Antony Budiawan, pada diskusi online di Jakarta, Senin (24/8/2020). -Foto: Sri Sugiarti

Dia juga menegaskan, bahwa kebijakan moneter BI salah kaprah. Ini terlihat dari penurunan suku bunga 5 persen, menurun lagi ke level 4,75 persen, lalu 4,5 persen dan berakhir 4 persen.

“BI rate masih 4 persen, harusnya bisa turun 1 persen-1,5 persen. Inflansi Januari-Juli saja 0,98 persen,” ujarnya.

Padahal kalau dilihat lagi, kata dia, the Fed saja dalam dua minggu langsung menurunkan suku bunga 1,5 persen mendekati 0 persen.  Sehingga kalau ekonomi mendekati 0 persen, masih tidak bisa bertumbuh, maka menurutnya BI atau Bank Central baru boleh melakukan quantitative easing (QE).

“Kalau suku bunga 4 persen itu cetak uang, bukan QE. Jadi, Indonesia burden sharing ini kebijakan moneter salah kaprah, bahaya untuk ke depan independen BI tidak terjaga. Ini membuat ekonomi menjadi amburadul,” pungkasnya.

Lihat juga...