Beberapa Situs Bersejarah di Kranggan Berada di Lahan Pengembang
Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Suburnya Jatisampurna dan Kranggan harusnya menjadi perhatian bersama untuk dipertahankan. Potensi alam yang dimiliki suatu karunia Bekasi yang dimiliki, seperti Situ dan mata air, melalui gerakan yang cepat agar tidak jatuh ke pihak ketiga.
“Membangun Kota Bekasi harus berwawasan lingkungan, dengan tidak melupakan sejarah,”pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi, Teddy Hafni, berharap kedepan tidak hanya di Kranggan yang menjadi Situs Budaya. Karena semua Situs yang memiliki sejarah tentunya perlu dipertahankan.
“Bangsa yang besar adalah bisa menghargai sejarah, Situs ini perlu dipertahankan sebagai salah satu jatidiri. Kedepan ada tiga yang dikembangkan dan direhab,” tukasnya berharap Situs Budaya di Kranggan bisa lebih dikenal lagi dan dikunjungi.
Dia menegaskan bahwa, pemasang plang dan memperbaiki fasilitas di lokasi Situs, merupakan bentuk kepedulian supaya Situs dikenal masyarakat luas, sehingga bisa dihargai.
“Pemerintah tidak menghapus sejarah leluhur atau kepercayaan setempat terkait beberapa situs yang kerap dijadikan tempat ritual tertentu. Dinas hanya menyiapkan tempat lebih bagus lagi agar yang hadir bisa nyaman,”jelasnya.
Kesempatan itu dia juga menyampaikan bahwa peresmian Kranggan sebagai Kampung Budaya rencana akan dilaksanakan Oktober mendatang.
Diketahui 7 situs budaya atau sumur sejar di wilayah Kranggan meliputi sumur Bandung, Ciburial, Binong, Batu, Alet, Hulu Cai dan Sumur Tengah. Kawasan tujuh sumur di Jatisampurna mengandung nilai budaya yang punya banyak nilai sejarah.