Petani di Sikka Tetap Tanam Cabai, Meski Harga Anjlok
Editor: Koko Triarko
Petani sayuran di Desa Nitakloang, sebutnya, bisa bernapas lega karena adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Kecamatan Nita yang selalu membantu modal untuk membeli bibit tanaman, pupuk, pestisida dan kebutuhan lainnya.
“Kami bersyukur, karena modal untuk menanam semua disiapkan BUMDes Bersama Kecamatan Koting. Nanti setelah panen, baru hasilnya dijual dan membayar utang,” ungkapnya.
Petani cabai di Desa Koting B, Kecamatan Koting, Edhy Hoere, mengaku dirinya pun mengalami penurunan pendapatan karena tanaman cabainya yang sedang panen di bulan April hingga Juni bertepatan dengan merebaknya wabah Corona.
Edhy pun terpaksa menjual cabai dengan harga Rp10 ribu per kilogram, dan mendapatkan keuntungan yang tidak terlalu besar. Namun, dirinya bersyukur masih mendapatkan sedikit keuntungan.
“Harga cabai Rp20 ribu, bahkan turun hingga mencapai Rp10 ribu per kilogram di Pasar Alok. Kami terpaksa menjualnya. Kalau tidak, cabai akan busuk dan tidak laku,” sebutnya.
Edhy berharap, pemerintah bisa membantu para petani agar tidak mengalami banyak kerugian, dan berharap pandemi Corona bisa segera berakhir, karena dirinya sedang membuka lahan baru untuk menanam sayuran.