Peran Hutan di Masa Pandemi Covid-19
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Inggris juga mengingatkan bahwa kehilangan keanekaragaman hayati merupakan isu yang juga harus ditangani bersama. Untuk itu nature-based solutions merupakan salah satu upaya yang harus dikolaborasikan untuk menangani masalah iklim dan keaneakaragaman hayati.
Sekaligus untuk tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Jika ini bisa dilaksanakan maka dapat bersama-sama mengatasi masalah global saat ini.
Sementara itu Pierre Taty, mewakili Ministry of Forest Economy and the Environment, menjelaskan bahwa Republik Kongo memiliki visi 2060 untuk mempertahankan kelestarian hutan dengan menyeimbangkan antara kepentingan ekologi, ekonomi dan sosial.
Lebih lanjut Republik Kongo mengajak kemitraan global untuk mendukung reformasi kehutanan di Kongo baik dalam bentuk dukungan teknis maupun finansial yang pada gilirannya akan dapat mengurangi emisi dari hutan dan mampu meningkatkan kapasitas adaptasi masyarakat melalui berbagai program seperti agro-ekologi dan agro-forestry.
Pada akhirnya diharapkan dapat tercapai keseimbangan antara perlindungan hutan, pemanfaatan sumber daya hutan dan peningkatan kapasitas masyarakat.
Sedangkan Chui Shuhong, Director General of Environmental Impact Assessment, Ministry of Ecology and Environment – China, menyatakan bahwa Tiongkok dan Selandia Baru bersama-sama menginisiasi nature-based solutions (NBS) untuk bersama-sama para pihak lain agar mengoptimalkan peran ekosistem dalam menangani masalah perubahan iklim dengan tetap mempertahankan kepentingan ekonomi.
Terkait dengan ekosistem rawan, maka perlindungan atas keberadaannya merupakan sebuah keharusan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan sumber daya lainnya.