Harga Jual Tomat di Sikka Alami Kenaikan
Editor: Makmun Hidayat
MAUMERE — Harga komiditi pertanian khsusunya hortikultura, seperti sayuran dan buah-buahan memang menjanjikan karena permintaan pasar selalu ada dan harga jualnya pun lumayan baik.
Meski begitu, ketersediaan stok di pasaran juga ikut mempengaruhi naik turunnya harga jual produk hortikultura karena petani di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak mengetahui kebutuhan pasar.
“Untuk saat ini harga jual tomat di tangan petani memang mengalami kenaikan sejak sebulan terakhir ini,” kata Yance Maring, petani muda di Kelurahan Wailiti Kecamatan Alok Barat, Senin (20/7/2020).
Yance mengatakan sudah dua kali di bulan Juli dirinya menjual tomat dengan harga Rp7.500 dan Rp10.000 per kilogramnya. Harga jual tersebut, kata dia lumayan bagus dan ada kenaikan yang signifikan dari sebelumnya saat pandemi corona yang hanya Rp5.000 per kilogramnya.

Yance mengaku baru menjual tomat sebanyak 400 kilogram di mana penjual datang sendiri ke kebun bahkan memetik sendiri. Untuk harga Rp10 ribu per kilogram dirinya mengaku mendapatkan uang sebesar Rp4 juta.
“Saya baru selesai menjual semangka dengan harga bervariasi antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per buahnya tergantung besar kecilnya buah semangka. Usai menjual semangka saya pun membongkar 3 bedeng tersebut untuk ditanami semangka lagi,” ujarnya.
Yance beralasan sementara menanam semangka lagi karena permintaan pasarnya bagus. Tomat di lahan pertanian miliknya dalam minggu ini pun akan dijual lagi dan ia juga sementara menyiapkan benih untuk menanam di bedeng lainnya.