Ahli Racun

CERPEN SURYA GEMILANG

“Masuklah.”

Mendengar kalimat itu, Tajul tahu dirinya sudah tak mungkin lari dari hadapan sang ahli racun, sekalipun ketakutannya telah meluap secara hebat. Seolah-olah kalimat wanita itu meracuni kehendak Tajul untuk lari, sehingga kehendak tersebut mati seketika.

Melewati pintu masuk gubuk, Tajul menjumpai ruang persegi yang membuatnya dipenuhi perasaan tak nyaman. Berseberangan dengan pintu masuk, terdapat selembar tirai merah yang menutupi ruang entah apa di baliknya.

Di tengah ruang, terdapat dua kursi berhadap-hadapan, seakan keberadaan ruang itu memang hanya untuk sang ahli racun dan Tajul beserta bayi di gendongannya. Selain itu, tak tampak hal lainnya.

Diarahkan sang ahli racun, Tajul duduk di salah satu kursi, sedang wanita itu duduk di kursi satunya lagi. Duduk sedemikian dekat dengan sang ahli racun, Tajul merasa berada di dalam gelembung rapuh, sementara di luar gelembung adalah udara beracun yang panas.

“Mestinya aku menyuguhkan teh dan makanan ringan,” ucap sang ahli racun. “Tapi kau akan menyangka aku hendak meracunimu.”

“Tolonglah anakku ….” Suara Tajul bergetar.

“Aku tahu kau akan mengucapkan itu.” Sang ahli racun diam sejenak. “Dari aroma napasnya, aku tahu bayimu telah menelan racun dari bunga Alph belum lama ini. Racun itu memang mempunyai aroma khas. Tapi hanya orang-orang tertentu yang bisa membauinya, sehingga wajar jika kau tak menyadari aroma tersebut.”

Tajul menelan ludah. Ia harap wanita itu mau langsung mengobati bayinya, tanpa melontarkan pertanyaan-pertanyaan personal terlebih dahulu.

“Semestinya naga dewasa pun segera tumbang setelah keracunan bunga Alph,” sambung sang ahli racun. “Anehnya bayimu…”

Lihat juga...