Ahli Racun

CERPEN SURYA GEMILANG

DENGAN bayi sekarat di gendongannya, Tajul memasuki Hutan Satani yang dipenuhi tetumbuhan subur berwarna ungu, hutan yang pada bagian tengahnya berdiri gubuk reot tempat tinggal sang ahli racun.

Menjumpai sang ahli racun adalah pilihan terakhir yang Tajul ambil setelah bayinya sekarat selama seminggu, meski tak sedikit orang yang menyarankannya untuk tak mengambil pilihan tersebut.

Mereka berpikir bahwa lebih baik bayi itu menderita sampai mati, ketimbang Tajul mesti ikut mati dengan menjumpai sang ahli racun dan mengalami kehancuran organ-organ dalam tubuh.

Atau, lebih buruk, Tajul dan bayinya mengalami hal menyakitkan itu bahkan sejak memasuki Hutan Satani yang telah sang ahli racun jadikan daerah kekuasaan, hutan yang dulunya sehijau rumput-rumput yang baru bertumbuhan di tanah makam istri Tajul. Namun, berkat perasaan bersalah sebesar pepohonan di sekelilingnya kini, Tajul memutuskan untuk mengambil pilihan terakhir itu.

Tak lama, Tajul tiba di depan pintu gubuk sang ahli racun. Kata orang-orang, “Seandainya kau memasuki gubuknya, jangan menyentuh benda apa pun yang ada di sana. Apalagi sampai menelan makanan-minuman yang disajikan. Segala apa yang ada di sana pasti beracun. Kalau bisa, malah sebaiknya kau tak usah menghirup udara di dalam gubuk itu!”

Dan Tajul berpikir, sangatlah mungkin bahwa pintu gubuk itu telah diolesi racun yang dapat menggerogoti kulit tangannya. Tiba-tiba, pintu gubuk dibuka dari dalam.

Tajul segera menghirup aroma tengik yang berembus dari dalam sana, segera tak sengaja menatap sepasang mata wanita paruh baya, wanita yang konon tatapannya sungguh beracun.

Lihat juga...