Perubahan Iklim tak Bisa Dicapai dalam Waktu Singkat

Editor: Makmun Hidayat

“Terlihat pada data, adanya penurunan 1 persen pada awal program WFH, yaitu sekitar Maret. Saat April, terjadi penurunan kembali, hingga saat ini terpantau adanya penurunan 6,04 persen,” urai Siswanto.

Begitu pula dengan Nitrogen dioksida yang menunjukkan penurunan terutama pada Dasarian III April 2020.

“Penurunan Nitrogen dioksida memang terlihat signifikan dibandingkan yang lain. Ini terkait pada sumbernya, yaitu gas buang kendaraan bermotor. Saat PSBB, orang tidak menggunakan kendaraan bermotor, sehingga bisa mengendalikan jumlah gas buangannya ke udara. Tapi, bukan program ini berakhir dan orang kembali menggunakan kendaraan bermotor, maka potensi kenaikan akan terjadi,” ungkapnya.

Hingga, Siswanto kembali menegaskan, bahwa perubahan iklim merupakan suatu upaya yang harus dilakukan semua pihak.

“Kalau setelah PSBB dan WFH berakhir dan masyarakat kembali kepada aktivitasnya yang semula, maka apa yang terjadi pada rentang program akan hilang begitu saja. Dan target perubahan iklim akan tetap sulit untuk dicapai,” pungkasnya.

Data yang dilansir oleh IQAir pagi ini (16/6) menunjukkan kualitas udara di Jakarta kembali memasuki level moderat.

Dari pantauan sepuluh stasiun di lima wilayah Jakarta, terpantau peningkatan PM2.5 pada angka 53 mikro gram per meter kubik, jauh diatas ambang batas normal, yaitu 25 mikro gram per meter kubik.

Lihat juga...