Perubahan Iklim Berpotensi Hadirkan Pemusnahan Massal

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Perubahan iklim periode Cretaceous adalah dampak jatuhnya benda luar angkasa di Yucatán di Meksiko modern, letusan gunung berapi besar-besaran di Provinsi Deccan di India barat-tengah modern, atau kombinasi keduanya,” kata Siswanto selanjutnya.

Bumi saat ini, menurut Siswanto, terancam mengalami krisis kepunahan yang sebagian besar disebabkan oleh eksploitasi planet bumi oleh manusia. Tetapi apakah ini akan menjadi kepunahan massal keenam tergantung pada apakah faktor penyebab tingkat kepunahan pada zaman ini lebih besar dari tingkat “normal” atau “latar belakang” yang terjadi antara kepunahan massal zaman lalu.

“Tingkat latar belakang ini menunjukkan seberapa cepat spesies akan diperkirakan menghilang tanpa adanya upaya manusia, dan sebagian besar diukur menggunakan catatan fosil untuk menghitung berapa banyak spesies yang mati di antara dua periode peristiwa kepunahan massal,” urainya.

Meskipun, menurutnya, para ahli biologi masih memperdebatkan berapa besar tingkat kepunahan zaman ini melebihi tingkat latar belakang tersebut.

“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi yang saling berinteraksi yang dialami saat ini, seperti laju perubahan iklim yang terus meningkat kecepatannya, perubahan komposisi atmosfer yang masif disebabkan oleh industri dan aktivitas manusia, dan tekanan ekologis abnormal yang timbul dari konsumsi sumber daya manusia, sebenarnya bisa menjadi badai yang sempurna untuk proses menuju kepunahan yang keenam,” kata Siswanto.

Perubahan gaya hidup yang dilakukan oleh masyarakat, akibat adanya pandemi COVID 19, menurut Siswanto skalanya masih terlalu singkat dan terlalu kecil untuk menahan laju perubahan iklim yang sudah terjadi, tidak seimbang, tetapi memang cukup bisa membuat bumi sedikit “bernapas”.

Lihat juga...