Perubahan Iklim Berpotensi Hadirkan Pemusnahan Massal
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sementara pada zaman kepunahan yang terakhir, Cretaceous, 76 persen spesies musnah meliputi semua dinosaurus non-unggas, semua jenis molusca (siput) bercangkang, pterosaurs (reptil terbang), dan inoceramids (sejenis tiram).
“Semua kejadian kepunahan massal spesies bumi itu berkaitan dengan fenomena iklim ekstrem atau perubahan iklim mendadak yang disebabkan oleh peristiwa iklim tertentu. Kejadian Ordovician diduga merupakan hasil dari dua fenomena iklim yaitu, periode glasiasi skala planet, kemudian diikuti oleh periode pemanasan suhu bumi yang cepat.
Kepunahan massal zaman Akhir Devonian dipicu oleh variasi yang cepat dan besar dari tinggi permukaan laut serta kondisi mendingin dan memanasnya suhu global yang berubah-ubah yang mengakibatkan tanaman memenuhi lahan kering, terjadinya penurunan konsentrasi CO2 global, disertai dengan transformasi tanah dan periode oksigen rendah,” paparnya lebih lanjut.
Pada akhir periode Permian, kepunahan massal disebabkan oleh dampak dari banyaknya asteroid yang memasuki atmosfer dan menabrak bumi memenuhi udara dengan partikel debu yang dapat menghalangi radiasi matahari. Serta menghasilkan hujan asam yang intens sehingga menciptakan kondisi iklim yang tidak menguntungkan bagi banyak spesies.
“Kemungkinan penyebab lain masih diperdebatkan, seperti aktivitas gunung berapi besar di tempat yang sekarang Siberia, meningkatkan toksisitas (racun) lautan yang disebabkan oleh peningkatan CO₂ di atmosfer, atau perluasan daerah miskin oksigen di laut dalam.
Perubahan iklim Zaman Jurassic dipicu oleh beberapa aktivitas geologis kolosal di tempat yang sekarang menjadi Samudra Atlantik sehingga meningkatkan konsentrasi CO₂ atmosfer, meningkatkan suhu global, dan keasaman laut yang tinggi.