Perubahan Iklim Berpotensi Hadirkan Pemusnahan Massal
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Penelitian terkait terjadinya pemusnahan massal akibat paparan ultraviolet yang langsung ke bumi, dinyatakan mungkin saja terjadi. Apalagi jika gaya hidup manusia tidak memperhatikan alam terus berkelanjutan.
Peneliti Atmosfer dan Dosen STMKG, Deni Septiadi, menyatakan, berdasarkan penelitian terbaru, berdasarkan catatan fosil terdapat peningkatan paparan radiasi ultraviolet yang dipancarkan dari matahari akibat penipisan sementara lapisan ozon saat dunia menghangat.

“Lubang ozon merupakan perlindungan di lapisan stratosfer yang berada pada jarak 10-50 km di atas permukaan. Secara spesifik ozon berada di ketinggian 15-30 km dari permukaan bumi, keberadaannya berfungsi menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet (UV) dari matahari yang tentu saja berbahaya bagi manusia. Artinya jika tidak ada lapisan ozon, maka tak terbayangkan kerusakan yang ditimbulkan oleh paparan radiasi sinar ultraviolet,” kata Deni saat dihubungi, Kamis (4/6/2020).
Ia memaparkan pada tahun 1980-1990-an, penggunaan zat klorofluorokarbon (CFC) secara masif dapat merusak lapisan ozon.
“CFC merupakan sekelompok senyawa yang mengandung unsur klorin, fluor dan karbon. CFC dikenal karena sifatnya yang stabil, tidak reaktif, tidak beracun, tidak berasa, tidak berbau dan tidak mudah terbakar. Senyawa ini bahkan mudah kita temukan di sekitar kita di antaranya sebagai bahan pembuatan semprotan aerosol, pelarut dan pendingin,” ujarnya.