Masa Pandemi Produksi Padi di Solok 6,2 Ton per Hektare
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SOLOK – Jelang penutupan bulan Juni 2020 petani di Kota Solok, Sumatera Barat, secara serentak melakukan panen dengan produksi yang memuaskan. Panen yang dilakukan itu, hasil dari bercocok tanam yang dimulai di saat wabah Covid-19 baru mulai melanda wilayah Sumatera Barat.
Salah seorang petani di daerah itu, Ridho, mengatakan, untuk aktivitas turun ke sawah, bisa dikatakan para petani itu tidak terdampak Covid-19. Buktinya, panen yang dilakukan hari ini, adalah hasil bercocok tanam yang dilakukan sewaktu wabah Covid-19 mulai melanda Sumatera Barat. Artinya, petani tetap produktif dan tidak terganggu adanya Covid-19.
“Panen padi itu jika dihitung dari masa tanam dengan panennya, mulai dari 3 bulan hingga 4 bulan. Jadi hasil panen kini itu, hasil usaha kami yang tetap ke sawah, walaupun ada soal Covid-19,” katanya, Selasa (30/6/2020).
Bicara soal hama, Ridho menyebutkan, hampir dikatakan tidak satu pun padi petani yang ada di Kota Solok itu, diserang hama. Sedangkan soal beras Solok, memang sudah terkenal ke berbagai daerah di Indonesia ini.
“Bagaimana harga gabah, kita belum tahu lagi. Tapi melihat ke daerah lain di Sumatera Barat memang lagi ada penurunan harga gabah. Saya berharap untuk panen di Solok, harga gabah bisa lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Wali Kota Solok, Alkaf, menyampaikan, petani yang ada di daerahnya menerapkan sistem tanam Jajar Legowo. Kini melihat secara keseluruhan, hasil panen masyarakat petani meningkat hingga 5 (lima) sampai 15 ton per sekali panen.
Terkait dengan upaya dalam mempertahankan ikon Kota Solok agar tidak tergores oleh pesatnya pembangunan yang ada, ia mengatakan, untuk mengatur hal tersebut Walikota Solok telah mengeluarkan peraturan daerah (Perda) dan sangat mengikat.