Keberhasilan Penelitian Arkeologi Bawah Air, Butuh Dukungan Multidisiplin
Editor: Makmun Hidayat
Arkeolog Bawah Air, Ahmad Surya Ramadhan, menyatakan bahwa ABA adalah kegiatan arkeologi yang berkaitan dengan wilayah perairan, yaitu laut, danau, sungai dan rawa.
Dalam kegiatan penyelaman ABA dibutuhkan tim yang terdiri dari pemimpin operasi penyelaman, safety diver, pencatat aktivitas penyelaman, penanggung jawab temuan, penanggung jawab dokumen, penanggung jawab dokumentasi dan tim penyelam.

“Masing-masing dari bagian ini harus ada untuk menghindari tidak tercatatnya setiap temuan dan keberhasilan penyelaman,” tandasnya.
Untuk kompetensi penyelam, jenjang minimal adalah Advance Open Water Diver atau 2-star Diver.
“Dalam Kompetensi ini artinya penyelam memiliki kapasitas untuk multitasking, awareness pada peralatan dan lingkungan, buoyancy kontrol, penyelaman jarak pandang terbatas dan kemampuan navigasi. Serta setiap penyelam mutlak membawa personal safety devices, minimum dsmb, pisau dan peluit,” papar Ahmad Surya.
Kualifikasi yang harus terpenuhi khusus di Indonesia adalah menguasai manajemen pelaksanaan kegiatan ABA.
“Artinya mampu melaksanakan pengoperasian peralatan penelitian, penanganan temuan di dalam air, prosedur perekaman data, metode pengukuran dan pengangkatan serta protokol keselamatan,” pungkasnya.