Menristek/BRIN Dorong Penelitian New Normal
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro, mendorong Konsorsium Riset dan Inovasi COVID 19, untuk melakukan penelitian terkait New Normal selain untuk menangani pandemi COVID 19.
“Seluruh peneliti Tim Kemenristek/BRIN dikerahkan untuk membantu, mencegah, mendeteksi dan merespon secara cepat penanggulangan COVID 19 melalui riset dan inovasi. Tapi kalau hanya kementerian saja tidak cukup,” kata Bambang saat teleconference, Senin (18/5/2020).
Ia menegaskan bahwa tidak ada satu negara pun yang memiliki pengalaman yang cukup untuk menghadapi pandemi COVID 19 ini.
“Karena itu, dengan konsorsium ini kita berkolaborasi, membangun triple helix, perpaduan peneliti, dunia usaha dan pemerintah untuk menghadapinya,” ujarnya lebih lanjut.
Dan penelitian ini, tidak berhenti hanya pada masalah scrinning, diagnosis, pengobatan, terapi, vaksin dan alat kesehatan saja tapi juga masuk pada bidang sosial humaniora dan public health modelling.
“Kita perkirakan bahwa penelitian terkait obat spesifik dan vaksin membutuhkan waktu lama. Sehingga dibutuhkan suatu penelitian terkait New Normal. Suatu kondisi, di mana kita berdampingan dengan COVID 19. Sama seperti halnya, kita berdampingan dengan demam berdarah maupun HIV,” kata Bambang lebih lanjut.
Ia memaparkan, paling sedikit ada tiga aspek yang harus diteliti. Yaitu aspek sosial, yang berkaitan dengan kesiapan masyarakat terkait kondisi New Normal, penyediaan alat scrinning yang murah, mudah digunakan, cepat hasilnya dan akurat dan riset terkait distancing.
“Tentunya sistem distancing yang akan menggabungkan ekonomi dengan ilmu epidemiologi. Di mana usaha tetap berjalan tetapi mengikuti aspek-aspek keselamatan sesuai dengan apa yang ditetapkan dari hasil penelitian dan riset para ahli,” urainya.