Iptek Nuklir Bisa Jadi Referensi Kebijakan Peningkatan Kualitas Udara
Editor: Makmun Hidayat
“Dan yang berkaitan dengan lingkungan adalah dalam sektor penanganan perubahan iklim dan sektor kota dan pemukiman yang berkelanjutan. Salah satunya yang dilakukan BATAN adalah penelitian kandungan timbal pada udara Serpong sejak tahun 2009. Bahkan kerja sama ini juga melibatkan IAEA,” urainya.
Terkait penelitian udara, Anhar menyebutkan fasilitas yang dipergunakan adalah NAA dan XRF. Dan BATAN juga bekerja sama dengan fasilitas IBA milik Australia dan fasilitas Synchroton Elettra milik Italia.
“Keunggulan dalam menggunakan iptek nuklir ini adalah sifatnya yang tidak destruktif, selektif dan sensitif. Sampel yang dibutuhkan juga hanya sedikit. Dari segi biaya dan waktu juga lebih efektif,” tandasnya.

Peneliti Utama Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan BATAN, Muhayatun Santoso, menjelaskan fokus riset yang dilakukan oleh BATAN adalah pada riset partikulat (Particulate Matter – PM) dan Spesiasi Kimia.
“PM merupakan polutan utama selain Sulfur dioksida, Nitrogen dioksida, Karbon monoksida, Timbal dan Ozon. Tapi kita akan fokus pada Fine Particulate (PM2.5) karena mortality rate PM2.5 terartikulasi dengan baik dalam data berbagai penelitian dan VOC Particulate,” kata Muhayatun dalam kesempatan yang sama.
Ia menyebutkan dalam penganalisaan menggunakan filter polycarbonate karena akan melakukan pengukuran pada multi elemen dan teknik analisis massa dengan Gravimetri, Black Carbon dengan reflectometer dan multi elemen dengan x-ray fluorescence.