Petani di Lamsel Mulai Panen Cengkih

Editor: Koko Triarko

Pohon cengkih produktif, menurutnya masih bisa menghasilkan hingga usia 20 tahun. Sebagian petani yang memanen cengkih, bahkan memiliki batang pohon yang sudah berusia lebih dari 50 tahun.

Peremajaan cengkih dengan bibit baru dilakukan untuk mempermudah proses panen. Sebab, makin bertambah tinggi proses pemanenan akan membutuhkan waktu dan biaya operasional.

“Petani yang memiliki tanaman ratusan pohon kerap harus menggunakan tenaga kerja dan biaya operasional bisa mencapai lebih dari Rp10 juta,” bebernya.

Biaya operasional yang tinggi, menurutnya umum dikeluarkan karena lahan ada di kaki gunung. Pemetik, pengepul dibayar untuk per kilogram cengkih yang dipanen. Selanjutnya, pekerja pengangkut cengkih akan dibayar sesuai jumlah karung yang diangkut. Sesampainya di rumah, belasan pekerja pemetik tangkai, penyortir dan tenaga penjemuran masih diperlukan.

Suyatinah, pemilik puluhan tanaman cengkih mengaku panen saat bulan Ramadan meringankan beban petani. Sebab saat pandemi Covid-19, sang anak terkena imbas pengurangan tenaga kerja di perusahaan. Hasil panen cengkih bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari selama Ramadan. Meski menanam cengkih di pekarangan, ia menyebut masih mendapatkan puluhan kilogram cengkih kering.

Lihat juga...