Ketahanan Pangan, Masalah Mendasar Pascapandemi Covid-19
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Pembina Baitul Wakaf, Ustaz Asih Subagyo, mengatakan ketahanan pangan bisa menjadi solusi bangsa pasca pandemi Covid-19, karena himpitan ekonomi menjadi dampak yang dirasakan secara luas oleh masyarakat Indonesia.
“Pasca Covid ini, ketahanan pangan menjadi problem mendasar yang harus kita pikirkan di tengah kesulitan ekonomi masyarakat,” ujar Ustaz Asih, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Cendana News, Jumat (15/5/2020).
Dia menyebut, bahwa kelaparan akibat masyarakat tidak mampu membeli pangan bisa berekses negatif dalam kehidupan sosial. Untuk itu, ketahanan pangan dengan memanfaatkan tanah-tanah wakaf milik ormas Islam menjadi mutlak dilakukan.
“Tanah-tanah wakaf seluruh Indonesia diinstruksikan untuk ditanam pangan. AgriKultural, konsep ketahanan pangan ke depan berbasis wakaf,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, jelasnya, program ketahanan pangan ini dapat menjadi solusi ketika terjadi bencana alam. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam.
“Indonesia mau goncangan apa pun, jika pangannya mandiri, maka tidak memiliki pengaruh. Jika konsep wakaf ini dipadukan dengan zakat, tidak ada istilah kesulitan ekonomi,” tandasnya.
Presiden Indonesia Islamic Business Forum (IIBF), Heppy Trenggono menambahkan, potensi wakaf di Indonesia sangat besar, namun sayangnya tidak dibarengi dengan pengelolaan yang produktif.
“Kesadaran tinggi berwakaf, tapi tidak produktif. Tidak mampu mengelolanya,” ujar Heppy.
Dia pun berkisah, pernah bertemu pengasuh Pesantren Tebu Ireng, almarhum KH Solahudin Wahid atau Gus Sholah. Ia diminta Gus Sholah untuk mengelola tanah-tanah wakaf yang diberikan masyarakat kepada pesantren tersebut.