Pedagang di Sumbar Makin Terdampak Covid-19
Editor: Koko Triarko
Dikatannya, tidak hanya di Kota Solok, di Kota Padang juga ada kebijakan untuk menutup Pasar Raya Padang, sebab akhir-akhir ini banyak kasus Covid-19 terjadi di pasar. Namun kenyataan di lapangan, masih ada lapak pedagang yang tetap buka dengan alasan berjanji tetap patuhi protokler kesehatan.
Asben mengaku, sejauh ini perdagangan dalam negeri atau lokal masih tergolong baik-baik saja. Tapi, sektor perdagangan luar negari seperti ekspor-impor jelas sekali terdampak Covid-19.
“Seperti manggis, kita ada ekspor manggis dari Kabupaten Limapuluh Kota ke beberapa daerah. Sekarang terhenti, belum lagi ekspor lainnya. Yang tetap ada ekspor sekarang itu kalau tidak salah kelapa,” ungkapnya.
Melihat situasi Covid-19 yang masih belum diketahui kapan titik landainnya, Asben berharap kepada pedagang agar tetap bersabar. Bagi yang melakukan usaha yang sifatnya berada di lapangan, patuhi dan ikuti protokol kesehatan yang ditentukan.
Terkait kondisi perdagangan di Pasar Raya Padang, Pemko Padang juga menutup kembali aktivitas di Fase 1 hingga 7 Pasar Raya sejak Senin (11/5/2020). Keputusan ini diambil untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di pasar, setelah ada didapatkan pedagang yang positif Covid-19.
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah, menyebutkan pada prinsipnya orang yang belum dinyatakan negatif, tetap tidak diizinkan berdagang, agar penyebaran virus Corona di klaster Pasar Raya tidak makin memburuk.
Bahkan, sebelumnya klaster Pasar Raya menjadi transmisi lokal penyebaran Covid-19 terbanyak. Dinas Kesehatan Kota Padang mencatat, terdapat 54 kasus positif di Pasar Raya dan 1 di Pasar Bandar Buat.