Pedagang di Sumbar Makin Terdampak Covid-19
Editor: Koko Triarko
PADANG – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatra Barat, Asben Hendri, menyatakan pandemi Covid-19 turut menguras secara perlahan perekonomian di sisi sektor perdagangan. Meski tidak langsung disedot secara cepat, namun dari waktu ke waktu perdangan di Sumatra Barat mengalami penurunan.
Ia menyebutkan, sejauh ini sejumlah sektor perdagangan masih ada yang beroperasi, namun tidak mendapatkan pendapatan maksimal. Tidak hanya karena sepi pembeli, pasokan stok barang pun sulit masuk ke pasar akibat Covid-19.
“Saya bersama Pak Wagub sudah datang ke pasar yang ada di Pasar Raya Kota Solok. Di pasar itu sebagian besar adalah pedagang sayur. Nah, pedagang di sana sebenarnya tidak boleh lagi berjualan di pasar. Tapi, ada aturan yang diterapkan sehingga mereka tetap bisa berdagang,” katanya, Rabu (13/5/2020).

Menurutnya, semula pasar itu sempat ditutup dua hari karena Covid-19, atas kebijakan Pemko Solok. Namun, melihat hal itu tidak bisa dibiarkan berlangsung lama dan khawatir dengan perekonomian pedagang, akhirnya pasar itu kembali beroperasi.
Artinya, perdagangan di Sumatra Barat cukup terganggu adanya Covid-19 ini. Memang, pedagang tidak langsung gulung tikar, tapi dampaknya dapat dirasakan secara perlahan dari waktu ke watu. Andai situasi Covid-19 ini berlangsung lebih lama, maka kemungkinan besar sektor perdagangan bakal tutup toko.
“Bicara terganggu, ya jelas terganggu. Setidaknya pemerintah telah memberikan kelonggaran agar perdagangan tetap ada. Tapi dengan ketentuan, patuhi protokol kesehatan dalam suasana pandemi Covid-19,” sebutnya.