Hingga Mei 2020, BI Longgarkan Likuiditas Rp583,5 Triliun

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (26/3/2020) – Foto Ant

Sementara itu untuk aliran modal asing atau inflow, melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN), selama periode Mei 2020 disebut BI mencapai Rp9,12 triliun. “Hal ini membuktikan, meredanya kepanikan global dan langkah-langkah penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia,” kata Perry lebih lanjut.

Perry menyebut, aliran modal itu mencakup inflow pada minggu pertama Mei sebesar Rp2,97 triliun, dan minggu kedua Mei sebesar Rp6,15 triliun. Masuknya aliran modal karena kepercayaan investor itu disebut Perry, memicu terjadinya penurunan imbal hasil (yield) SBN di pasar sekunder. Sebelum pandemi COVID-19, yield SBN tercatat sebesar 8,0 persen, dan pada Jumat (15/5/2020) turun menjadi 7,76 persen. Kemudian pada Selasa (26/5/2020) kembali turun menjadi 7,22 persen.

BI menilai, perbedaan suku bunga yang tinggi sebesar 6,7 persen, antara yield SBN 10 tahun dengan obligasi pemerintah AS selama 10 tahun, telah menarik para investor. Ia memastikan, masuknya aliran modal juga menjadi penyebab terjadinya penguatan rupiah yang saat ini telah berada pada kisaran Rp14.700 per dolar AS. “Kondisi rupiah yang stabil, memberikan keyakinan bahwa nilai tukar rupiah akan terus menguat menuju ke arah tingkat fundamental,” tandas Perry.

Meski demikian, pergerakan serupa tidak dialami oleh instrumen saham yang masih mencatatkan adanya aliran modal keluar atau outflow selama periode Mei sebesar Rp2,72 triliun. (Ant)

Lihat juga...