Angka Kelahiran di Semarang Tahun Depan Dikhawatirkan Naik

Editor: Mahadeva

Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Wagino, saat ditemui di Semarang, Senin (11/4/2020). Foto Arixc Ardana

Terpisah, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk-KB) Kota Semarang, Gurun Risyadmoko menuturkan, untuk mencegah terjadinya angka putus pakai kontrasepsi, pihaknya telah melakukan sejumlah cara. Selain tetap membuka layanan KB di Puskesmas, juga memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi masyarakat.  “Kesadaran masyarakat Semarang, khususnya para peserta KB aktif sudah relatif tinggi dalam penggunaan alkon. Di tengah pandemi covid-19, pengunaan alkon justru meningkat,” terangnya.

Pada bulan Januari 2020, tercatat pengeluaran barang berupa alat kontrasepsi jenis IUD mencapai 175 unit, sedangkan untuk Februari meningkat menjadi 214 unit. Meski sempat turun menjadi 144 unit di Maret, saat pandemi covid-19 mulai menyebar di Indonesia, angka pengguna kembali naik menjadi 355 unit pada April 2020.

Hal serupa terjadi pada alkon jenis pil. Pada Januari 2020, pengeluaran tercatat sebanyak 500 set, Februari naik menjadi 1.500 set, kemudian turun sebanyak 700 set pada Maret, namun melonjak lagi hingga 1.200 set pada April 2020. Gurun menandaskan, sejauh ini alkon suntik menjadi yang paling diminati. Tercatat, pada Januari 2020 sebanyak 2.820 pengguna, Februari (2.060), Maret (3.160) dan bulan April mencapai 4.380 pengguna.

“Jika dibandingkan pada periode sebelum pandemi yakni Januari-Februari, dan setelah terjadi pandemi pada bulan Maret-April, jumlah alkon yang dikeluarkan DisdaldukKB Kota Semarang mengalami peningkatan. Melihat kondisi ini, kita berharap angka kelahiran bisa ditekan meskipun terjadi pandemi covid-19,” terangnya.

Lihat juga...