Puasa Ngrowot, Umat Katolik di Lamsel Manfaatkan Ubi Jalar

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Masa pantang dan puasa masih dijalankan oleh umat Katolik di Lampung Selatan sejak Rabu Abu hingga Pekan Suci. Terdapat berbagai alternatif puasa yang dilakukan, salah satunya puasa, bentuk keprihatinan yang dilakukan dengan cara tidak mengonsumsi nasi sebagai kebutuhan pokok seperti biasanya

“Sebagai alternatif pengganti nasi dari beras saya memanfaatkan jenis ubi ubian, kentang dan jagung untuk konsumsi sehari hari,” terang Stevani, salah satu umat Katolik di Penengahan saat ditemui Cendana News, Sabtu (4/4/2020).

Keprihatinan dalam masa pantang dan puasa menurut Stevani diwujudkan dalam penyiapan kuliner. Pada masa keprihatinan Coronavirus Disease (Covid-19) sejumlah masyarakat kehilangan pekerjaan. Pengurangan biaya membeli beras bisa didonasikan.

“Uang untuk membeli beras selama satu bulan bisa dialokasikan untuk membantu tenaga medis membeli alat pelindung diri dan kami sekeluarga sementara mengonsumsi ubi jalar selama masa pantang dan puasa,” terangnya.

Ubi jalar menurut Stevani memiliki kadar karbohidrat yang masih dibutuhkan oleh tubuh, seperti nasi. Namun filosofinya, mengganti makanan berharga mahal dengan lebih murah. Selisih pengurangan uang pembelian bisa digunakan untuk disumbangkan ke gereja dan orang yang membutuhkan sekaligus membantu pedagang tradisional yang menjual ubi jalar.

Tanpa membuat olahan kuliner yang lezat seperti hari normal, ia bisa melakukan pengurangan pembelian sejumlah bahan. Seperti bumbu, bahan bakar dengan mengonsumsi ubi jalar melalui proses perebusan.

“Jenis ubi jalar atau dikenal mantang yang saya pilih berupa ubi jalar kuning dan ungu diolah dengan proses perebusan,” tuturnya.

Lihat juga...