Kenduri, Cara Merajut Keberagaman dan Rasa Syukur Kemerdekaan RI ke-76
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk merayakan kemerdekaan. Salah satunya, kenduri syukur yang dilakukan warga Dusun Sumbersari, Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan Lampung Selatan.
Omon Budianto, kepala desa setempat menyebutkan, dalam keprihatinan pandemi, rasa syukur tetap dilakukan dan kenduri syukur menjadi kegiatan rutin jelang Agustusan. Tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan, warga membawa bingkisan kenduri. Sebagian warga masih memakai kemasan daun pisang, sebagian memakai kotak. Semua jenis makanan diletakkan pada tengah lapangan lalu semua warga berdoa. Doa dipimpin oleh pemuka agama Islam dan Katolik.
“Kenduri yang digelar sebagai ungkapan syukur atas anugerah kemerdekaan RI Ke-76, merti dusun, desa yang juga merayakan ulang tahun meski digelar sederhana namun bisa menjadi pengingat akan keberagaman yang menjadikan persatuan,” terang Omon Budianto saat dikonfirmasi Cendana News, Senin malam (16/8/2021).
Omon Budianto bilang kenduri kemerdekaan sebutnya jadi pengingat bagi generasi muda. Pengingat tersebut meliputi peran serta seluruh agama, kelompok dalam membela kemerdekaan Indonesia.
Omon Budianto menyebut kenduri juga jadi ungkapan doa penolak bala, salah satunya pandemi Covid-19. Melalui doa bersama, masyarakat memiliki harapan agar kondisi bangsa membaik.
“Semangat kebersamaan dalam kenduri tetap dengan menekankan agar masyarakat selalu menjaga kesehatan bersama,” ulasnya.
Tokoh agama Katolik, Aloysius Rukun Haryoto menyebut ungkapan rasa syukur kemerdekaan sekaligus berdoa bagi para pahlawan. Kemerdekaan RI hingga memasuki usia 76 tahun tidak lepas dari semangat berkorban. Pada masa kini pengorbanan tersebut dilakukan melalui cara mengisi kemerdekaan. Menjaga persatuan, saling menghargai dalam perbedaan jadi kunci membangun bangsa.