Permintaan Kendil Alat Memasak Jamu Meningkat Imbas Corona

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Pengrajin gerabah jenis kendil alami peningkatan permintaan selama wabah Covid-19. Trihandayani, pengrajin gerabah di Desa Sidodadi, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut kendil sebagai alat memasak empon empon atau jamu tradisional paling banyak diminati.

Permintaan yang meningkat tersebut sudah berlangsung sejak dua bulan silam. Trihandayani menyebut kendil memiliki ukuran diameter sekitar 25 cm berbentuk bulat. Meski terbuat dari tanah liat alat memasak tersebut banyak diminati karena terbuat dari bahan alami. Sebelumnya kendil hanya dipesan oleh para pembuat jamu tradisional. Satu pembuat jamu tradisional kerap membutuhkan lima kendil.

Proses memasak jamu dengan kendil menurutnya mulai dilakukan oleh warga untuk kebutuhan keluarga. Sebab pembuatan jamu tradisional dipercaya bisa digunakan untuk menjaga daya tahan tubuh. Selama masa pandemi Covid-19 keberadaan kendil jadi pilihan untuk memasak. Sebab kendil hanya khusus digunakan memasak berbagai jenis jamu.

“Kendil yang dipakai umumnya tidak akan digunakan untuk memasak sayuran atau makanan lain bahkan jenis jamu akan dimasak dengan kendil berbeda menjaga cita rasa jamu berimbas permintaan kendil cukup banyak,” terang Trihandayani saat ditemui Cendana News, Jumat (17/4/2020).

Trihandayani, pembuat gerabah salah satunya kendil yang digunakan untuk memasak empon empon atau jamu untuk menambah daya tahan tubuh selama masa pandemi corona, Jumat (17/42020). -Foto: Henk Widi

Kendil sebelumnya juga kerap dipesan oleh pemilik usaha rumah makan. Pemilik usaha rumah makan kerap mempergunakan kendil untuk memasak sayuran jenis gudeg. Semenjak virus corona muncul penggunaan kendil untuk memasak jamu empon empon memberinya penghasilan menjanjikan. Satu kendil tanah liat menurut Trihandayani dijual seharga Rp15.000.

Lihat juga...