600.000 Perantau Terlanjur Pulang Kampung ke Jateng

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SEMARANG – Pemerintah sudah mengeluarkan larangan mudik selama pandemi Covid-19. Namun, sebelum larangan tersebut diputuskan, sudah ada 600 ribu orang yang mudik ke Jateng, sejak awal Maret 2020 lalu hingga pertengahan April 2020.

“Ada lima daerah dengan pemudik paling besar di Jateng selama pandemi Covid-19. Kabupaten Brebes paling banyak, ada 76.016 pemudik, disusul Banyumas 73.463, Pemalang 58.517, Kabupaten Tegal 48.826 dan Wonogiri 43.100,” papar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di rumah dinas, Puri Gedeh, Semarang, Rabu (22/4/2020).

Diterangkan, dari data per tanggal 21 April 2020, sudah ada 565.965 pemudik yang pulang kampung ke Jateng. Jika ditambahkan, dengan jumlah pemudik yang sudah pulang pada Februari atau Maret, jumlahnya diperkirakan ada 600 ribu-an perantau yang mudik ke Jateng.

Pihaknya memastikan, semua pemudik yang pulang ke Jateng tersebut lanjut Ganjar dicatat baik-baik oleh pemerintah daerah setempat. Semuanya juga dilakukan penanganan sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

“Seiring waktu, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang upaya pencegahan Covid-19, sekarang ini jumlah pemudik menunjukkan penurunan. Kami harap kondisinya akan seperti ini terus, agar pencegahan penularan Covid-19 dapat berhasil,” tegasnya.

Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada para pekerja Jateng yang ada di kota-kota besar untuk tidak mudik. Apalagi saat ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik kepada masyarakat.

Karantina TKI
Ganjar juga menandaskan, penerapan protokol kesehatan tidak hanya diperuntukkan bagi perantau dalam negeri. Para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mudik ke Jateng, juga wajib mengikuti karantina selama 14 hari.

Lihat juga...