Mempertahankan Embung Upaya Jaga Kelestarian Lingkungan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Keberadaan embung atau tempat penampungan air menjadi solusi menjaga kelestarian lingkungan.

Sejumlah tanaman di sekitar embung tetap bertahan meski di sebagian wilayah Lampung Selatan (Lamsel) memasuki kemarau.

Tejo Agung, petugas pembibitan di Persemaian Permanen (PP) menyebut embung menjaga ketersediaan air.

Tejo Agung, petugas pembibitan di Persemaian Permanen memperlihatkan embung penampungan air di lokasi persemaian permanen Desa Karangsari Kecamatan Ketapang Lampung Selatan yang dipakai untuk menyiram bibit tanaman, Rabu (22/4/2020) – Foto: Henk Widi

Pada lokasi Persemaian Permanen, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung (BPDAS-WSS) embung jadi tabungan air.

Sebab keberadaan sumur bor lengkap dengan reservoir kerap tidak maksimal untuk pemenuhan kebutuhan penyiraman bibit. Selain dipergunakan untuk penyiraman bibit embung dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar.

Keberadaan embung menurutnya menjadikan kawasan yang semula gersang kembali menghijau. Penghijauan pada kawasan embung yang dikonsep sebagai hutan mini dijadikan untuk mempertahankan tanaman kayu langka. Jenis kayu pule, waru gunung, merbau, keluwek dan tanaman langka dibudidayakan.

“Embung yang sudah ada sejak lima tahun silam dimanfaatkan persemaian permanen sebagai tempat penampungan air, selama penghujan air disimpan dan akan digunakan saat musim kemarau sehingga bisa dimanfaatkan untuk penyiraman bibit tanaman,” terang Tejo Agung saat ditemui Cendana News, Rabu (22/4/2020).

Bibit tanaman pada Persemaian Permanen milik Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) disediakan lebih dari 2 juta bibit. Jenis bibit yang disediakan meliputi tanaman kayu dan tanaman produktif penghasil buah.

Lihat juga...