REI Jateng Nilai Bunga KPR Memberatkan

Editor: Koko Triarko

SEMARANG – DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, menilai Bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih terlalu tinggi. Jika tidak diturunkan, dikhawatirkan para generasi milenial akan kesulitan memenuhi kebutuhan rumah.

“Saat ini bunga KPR di angka 7-8 persen, padahal BI Rate sudah turun di angka 4,75 persen. Jika tidak diturunkan, kita khawatir para generasi milenial atau mereka yang masuk kategori menengah ke bawah akan kesulitan mendapatkan rumah,” papar Wakil Ketua DPD REI Jateng bidang Promosi Humas dan Publikasi, Dibya Hidayat, di sela pameran Property Expo Semarang di Mal Paragon, Semarang, Rabu (11/3/2020).

Wakil Ketua DPD REI Jateng bidang Promosi Humas dan Publikasi, Dibya Hidayat, di sela pameran Property Expo Semarang di Mal Paragon, Semarang, Rabu (11/3/2020). –Foto: Arixc Ardana

Pihaknya berharap, pemerintah bisa memperhatikan persoalan suku bunga KPR tersebut. Terlebih, sektor properti juga menjadi salah satu penggerak perekonomian, sehingga harus ada perhatian khusus.

“Saya mencontohkan di Singapura. Pemerintah di negara tersebut, menyediakan apartemen murah bagi kalangan milenial. Menggandeng pengembang, bunga KPR rendah, tenornya panjang, 20 -25 tahun,” paparnya.

Sementara terkait virus Corona. sejauh ini belum berimbas pada sektor properti, namun tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh.

“Material dasar seperti batu bata, pasir, itu tidak ada unsur bahan baku impor. Namun untuk besi, semen, ada bahan baku yang masih impor, terutama dari Tiongkok. Jika sumber bahan baku kita tidak siap, bisa jadi nanti jumlah produksi akan menurun, karena impor dari Tiongkok dihentikan. Jika itu terjadi, harga bisa naik,” terangnya.

Lihat juga...