Pedagang di Lamsel Keluhkan Naiknya Harga Gula Pasir
Editor: Koko Triarko
“Pedagang kecil seperti kami tidak bisa memperoleh gula putih di toko waralaba dan toko tradisional sejak dua pekan terakhir,” bebernya.
Meski demikian, ia dan sejumlah pedagang kue masih tetap berjualan. Hanya saja, takaran gula yang digunakan lebih dikurangi. Ia berharap, pihak terkait bisa melakukan langkah untuk menjaga pasokan gula di wilayah Lamsel.
Meski dilakukan sejumlah operasi pasar, namun Harsono mengaku kegiatan tersebut belum dilakukan pada wilayah Penengahan.
Selain pelaku usaha, Rubiyem, ibu rumah tangga dari Desa Banjarmasin, juga mengaku kesulitan mencari gula pasir. Semula ia hendak membeli di warung tradisional, namun harganya mencapai Rp17.000 per kilogram. Padahal, harga gula pasir sebelumnya hanya mencapai Rp12.500 per kilogram. Ketika hendak membeli di toko waralaba, ia justru mendapati gula pasir, kosong.
Pasokan yang belum tiba, menjadi alasan kasir saat kekosongan gula pasir. Sebagai pengganti, Rubiyem mengaku sementara memakai gula merah. Jenis gula merah dibeli seharga Rp14.000 per kilogram. Berisi 10 buah gula kelapa atau gula merah, ia bisa memakainya sebagai pengganti gula pasir. Saat sang suami hendak membuat kopi, gula merah bahkan bisa dipakai sebagai pemanis.