Pedagang di Lamsel Keluhkan Naiknya Harga Gula Pasir

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sejumlah pedagang kecil di Lampung Selatan, mengeluhkan naiknya sejumlah bahan pokok seperti gula pasir atau gula putih, dan beragam bumbu dapur, seperti cabai, bawang merah dan bawang putih.

Suarti dan Siswanti, pemilik usaha warung makan pecel lele di jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) KM 69, Desa Pasuruan, menyebut kenaikan harga kebutuhan dasar terjadi sejak sepekan terakhir. Menurutnya, harga gula putih, bumbu dapur, bawang putih, bawang merah dan cabai naik signifikan.

Sunarti mengatakan, gula putih sangat penting untuk usaha warung makan miliknya. Gula putih itu digunakan untuk membuat minuman kopi, teh manis dan tambahan bumbu sambal. Gula pasir curah yang bisa diperoleh pada sejumlah toko, menurutnya masih bisa diperoleh meski harganya merangkak naik. Namun sejak dua hari terakhir, stok kebutuhan tersebut mulai sulit dicari.

Sunarti (kiri), melayani pembeli pecel lele di warung tenda gadis di Jalan Lintas Sumatra KM 69 Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Senin (23 /3/2020) malam. -Foto: Henk Widi

Pada kondisi normal, gula pasir pada level warung kecil dijual Rp16.500 per kilogram. Harga tersebut lebih mahal dibanding sebelumnya sekitar Rp13.000 per kilogram. Sementara pada sejumlah toko waralaba, harga gula putih atau gula pasir produksi pabrik di Lampung dijual Rp12.500 per kilogram. Meski lebih murah di sejumlah toko waralaba, gula pasir kemasan kosong.

“Dua pekan terakhir gula putih langka di pasaran, meski ada namun saya memperolehnya dari toko yang bekerja sama dengan Bulog, sehingga kebutuhan gula bisa dipenuhi, kasihan pelanggan yang kerap minta kopi dan teh di warung pecel lele,” ungkap Sunarti, saat ditemui Cendana News, Senin (23/3/2020) malam.

Lihat juga...