Pedagang di Lamsel Keluhkan Naiknya Harga Gula Pasir

Editor: Koko Triarko

Sunarti yang berjualan bersama sang kakak, Siswanti, mengaku selain gula putih, bahan yang sulit dicari dan langka jenis bawang putih dan bawang merah.

Beberapa komoditas yang langka tersebut sesuai informasi sejumlah pedagang merupakan imbas permintaan tinggi. Sejumlah masyarakat yang memilih membeli dalam jumlah banyak akibat ingin menyiapkan stok, menjadi pemicu kelangkaan sejumlah kebutuhan.

Meski sudah ada imbauan pembatasan pembelian, Sunarti menyebut harga bawang merah tetap naik signifikan. Semula harga bumbu tersebut dijual seharga Rp35.000, mengalami kenaikan menjadi Rp45.000 per kilogram. Bawang putih semula dijual Rp30.000 naik menjadi Rp40.000 per kilogram. Bumbu jenis cabai merah yang semula hanya Rp30.000, naik menjadi Rp45.000 per kilogram.

“Kenaikan sudah terjadi, padahal bulan suci Ramadan masih sebulan lagi, ini imbas ketakutan virus Corona, dampaknya sangat terasa bagi pedagang,” papar Sunarti.

Meski sulit mendapatkan sejumlah komoditas di warung,pasar, Sunarti mengaku tetap berjualan. Solusi yang dilakukan olehnya dengan meminta sang suami untuk mencari informasi toko yang menjual gula.

Meski dengan selisih harga lebih tinggi, ia bisa memperoleh gula putih di toko yang ada di Bakauheni. Bahan bumbu jenis bawang merah dan bawang putih terpaksa dipesan dari pengepul yang membeli dari distributor.

Pedagang yang membutuhkan gula putih, Harsono, pemilik usaha terang bulan atau martabak, juga mengaku sulit mencari gula. Jenis gula putih yang dibeli dari distributor dengan jumlah 2 sak atau 100 kilogram, merupakan stok dua pekan silam. Rata-rata setiap malam ia menghabiskan 10 kilogram gula putih untuk bahan pembuatan terang bulan.

Lihat juga...