DLH Sumbar Ingatkan Fanyankes Terkait Limbah B3

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit saat menyampaikan rencana pembangunan lokasi pengelolaan limbah medis B3, Rabu (4/3/2020). Foto: M. Noli Hendra

Hal ini dikarenakan pengelolaan limbah B3 menjadi permasalahan yang harus menjadi perhatian serius, karena tingkat bahaya limbah B3 sangat tinggi bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

“Tingginya tingkat bahaya limbah B3 kita butuh Insenerator dalam pengelolaan limbah B3. Semua ini membutuhkan biaya yang sangat mahal, rumit, spesifik serta kita butuh kompetensi SDM pengelola yang handal untuk mengelolanya,” ujarnya.

Wagub menyebutkan, selain faktor alami geomorfologi Sumatera Barat yang menyebabkan daerah ini retan terhadap banjir dan longsor, terdapat beberapa persoalan lingkungan yang dihadapi.

“Secara terus menerus kita berupaya bersama-sama mencarikan solusinya. Namun disisi lain kita menyambut baik dalam berinvestasi tetapi di sisi lain berkonsekwensi semakin besarnya peluang terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan,” jelasnya.

Ia mengakui bahwa hingga saat ini perlu dioptimalkan untuk menggali tentang mekanisme dan hal-hal apa saja yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan, sehingga tidak salah langkah, dan berdampak pada lingkungan.

“Alhamdulillah akan segera teratasi adalah masalah pengelolaan limbah B3 medis dengan akan dibangunnya pusat pengolahan limbah B3 medis di Kota Sawahlunto,” sebutnya.

Menurutnya, terkait waktu kapan dimulai pembangunannya, akan menunggu kepastian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan soal izinnya, karena setelah ada hasil uji kelayakan, perlu mendapat izin pembangunan.

Lihat juga...