PT SRI Diharapkan Penuhi Kebutuhan Obat HIV/AIDS
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Kehadiran PT Sampharindo Retroviral Indonesia (SRI), yang merupakan hasil joint venture perusahaan farmasi India, Macleods Pharmaceutical dengan perusahaan farmasi dalam negeri, PT Sampharindo Perdana, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan obat untuk HIV/AIDS di dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pengawasan Obat Makanan (POM) RI, Penny Kusumastuti Lukito, di sela peresmian pabrik perusahaan tersebut, yang berlokasi di Jalan Tambakaji Timur V Kawasan Industri Semarang, Kamis (27/2/2020).
“Harapannya, SRI akan banyak melakukan produksi lokal, termasuk obat generik pertama yang merupakan transfer teknologi dari Mcleod. Dengan adanya obat generik pertama yang diproduksi lokal, diharapkan akan menurunkan harga jual untuk konsumen sehingga pasien dapat membeli obat dengan harga terjangkau. Tentunya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan obat dalam negeri, tetapi juga untuk dapat dipasarkan hingga ke mancanegara,” papar Penny.
Dalam kesempatan tersebut, juga diserahkan sertifikat kepada PT SRI, yaitu sertifikat CPOB dan Nomor Izin Edar (NIE) untuk dua produk anti-retroviral impor produksi SRI, yaitu Telado dan Telavir.
Lebih jauh dijelaskan, pembukaan pabrik tersebut juga untuk menjawab tantangan peluang investasi khususnya di bidang industri farmasi Indonesia.
“Untuk mendukung terwujudnya investasi tersebut, Badan POM telah melakukan berbagai inovasi, untuk semakin mempermudah proses legalisasi industri farmasi di Indonesia. Di antaranya melalui upaya percepatan perizinan sarana industri, pendaftaran produk obat, serta memberikan berbagai insentif dan pembinaan kepada pelaku usaha untuk dapat memenuhi persyaratan yang diperlukan,” tandasnya.