Lembaga Keuangan Mikro Kian Diminati Pelaku UMKM Jateng
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Alternatif pembiayaan kepada masyarakat dan pengusaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya yang tidak bankable di Jawa Tengah dan DIY, makin meningkat. Sejauh ini ada 112 Lembaga Keuangan Mikro (LKM), dengan total aset tumbuh sebesar 33,57 persen menjadi Rp344 miliar. Demikian juga dengan pangsanya, yang mencapai 37,44 persen dari total aset LKM nasional.
“Dari jumlah LKM tersebut, 15 di antaranya merupakan Bank Wakaf Mikro (BWM) yang telah memberikan pembiayaan sebesar Rp10,5 miliar kepada 7.540 nasabah. Jumlah BWM di Jateng-DIY menjadi yang terbanyak di Indonesia, yakni 56 BWM,” papar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng-DIY, Aman Santosa, di sela Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di Semarang, Selasa (11/2/2020).
Dalam kesempatan tersebut, OJK Jateng-DIY mengapresiasi langkah penguatan permodalan Bank Perkerditan Rakyat (BPR) di wilayah tersebut.
Tercatat jumlah BPR bermodal inti di bawah Rp3 miliar, sudah menurun dari 60 BPR pada 2018, menjadi 10 BPR pada akhir 2019.
Sedangkan jumlah BPR dengan modal inti di atas Rp6 miliar, meningkat dari 218 BPR pada 2018 menjadi 248 BPR pada 2019, atau bertambah 30 BPR.

“Sejak 2015 hingga 2019, juga terdapat 7 BPR yang melakukan merger menjadi 3 BPR, sedangkan 2 BPR masih dalam proses. Selain itu, kita juga apresiasi langkah Pemprov Jateng, yang telah sepakat untuk melakukan merger 27 Badan Kredit Kecamatan (BKK) yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota menjadi satu BPR,” tegas Aman.