Petani Lamsel Alami Kerugian Imbas Banjir

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Penyediaan benih untuk penyulaman menurutnya berasal dari sisa bibit yang telah ditanam. Setiap masa tanam petani diakuinya menyediakan cadangan benih untuk mengantisipasi hama keong mas.

Sebab saat padi memasuki seminggu hari setelah tanam (HST) potensi diserang hama keong mas sangat tinggi. Kerusakan akibat hama keong mas menurutnya berimbas tanaman padi rusak dan harus disulam dengan benih cadangan.

Petani lain bernama Ulman menyebut ia lebih beruntung karena tanaman padi yang ditanam mencapai usia sebulan. Masa pemupukan yang sudah lewat membuat kerugian akibat banjir bisa diminimalisir.

Meski demikian akibat hujan deras disertai banjir lahan sawah terendam lumpur, sampah plastik dan kayu. Sejumlah petak sawah tepat di aliran sungai kecil rusak oleh timbunan lumpur.

“Penyulaman dengan benih baru harus tetap dilakukan karena sebagian tanaman padi sudah tercabut dan tertimpa sampah serta lumpur,” beber Usman.

Penyediaan bibit menurutnya sudah dilakukan dengan stok benih saat proses penanaman. Sebagai stok petani kerap menyiapkan beberapa ikat tanaman padi yang disiapkan pada setiap pojok petak sawah.

Sebagian benih disiapkan pada lokasi tulakan atau tempat untuk pendistribusian air yang berasal dari saluran irigasi. Jika hujan dan banjir masih terjadi lagi ia memilih akan membiarkan beberapa petak sawah tidak ditanami dengan benih padi yang baru.

Kerugian akibat banjir setelah hujan deras di wilayah Lamsel juga dialami Suyatinah. Pemilik lahan sawah di Desa Kelaten itu mengungkapkan lokasi sawah berada di dekat aliran sungai kecil.

Kondisi alur sungai yang berbelok saat hujan deras berimbas lahan persawahan diterjang banjir. Meski banjir hanya lewat beberapa jam namun sebagian tanaman padi yang sudah ditanam tercabut.

Lihat juga...