Sawara Ungkapan Syukur Masyarakat Koja Doi kepada Tuhan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Ratusan warga Desa Koja Doi, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, NTT menceburkan diri ke laut di dekat dermaga La Malino di Pulau Koja Doi usai tetua adat membacakan mantera.

Segenap warga desa baik orang tua hingga anak-anak nampak bergembira saling berbaur dan menyiramkan air laut ke sekujur tubuh mereka sebagai ungkapan rasa syukur selama setahun menjalani kehidupan.

“Sawara adalah bagian dari tradisi masyarakat desa Koja Doi yang dilakukan di penghujung tahun,” kata Yance Moa, pembina BUMDes Monianse, desa Koja Doi, kecamatan Alok Timur, kabupaten Sikka, NTT, Minggu (1/12/2019).

Yance Moa, pembina BUMDes Monianse dan pembina festival Koja Doi di desa Koja Doi, kecamatan Alok Timur, kabupaten Sikka, NTT, Minggu (1/12/2019). Foto: Ebed de Rosary

Menurut Yance, ritual ini dilaksanakan di laut, karena laut merupakan sumber daya air terbesar dan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat yang juga sebagian besar hidup dari laut.

Ritual ini, dalam pelaksanaannya, dipimpin oleh tetua adat yang membacakan mantera sebagai ungkapan kepada Sang Pencipta dan semesta alam yang telah memberikan rejeki dan kehidupan selama setahun.

“Setelah tetua adat selesai membacakan mantera, semua warga akan saling memerciki air di antara mereka sebagai lambang mengusir hal-hal yang kurang baik agar turut larut dibawa pergi air laut,” terangnya.

Dalam ritual ini kata Yance, masyarakat berharap akan mendapatkan rezeki yang lebih baik di tahun depan dan diberikan umur panjang serta kesehatan selama satu tahun ke depan.

Ritual ini juga tambahnya, sekaligus bentuk tanda syukur akan kemuliaan Tuhan terhadap laut, alam dan lingkungan yang dimiliki  Juga memuat pesan moral berupa kearifan untuk selalu menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungannya, manusia dan ekosistem laut.

Lihat juga...