Sambal Gepeng Gereh Pethek Menu Sederhana Petani

Editor: Koko Triarko

“Gudangan dari berbagai jenis sayuran jadi menu yang dimasak dengan proses perebusan, sehingga masih segar,” beber Saminah.

Pemberian bumbu parutan kelapa, menurut Saminah akan ditaburkan saat proses penyajian. Selain menyiapkan sambal gepeng gereh pethek, ia menyiapkan berbagai lauk meliputi tahu, tempe goreng, kerupuk dan telur ayam rebus. Menu pelengkap tersebut menjadi penggugah selera saat menikmati nasi hangat yang masih mengepul.

Petrus Karyono, petani yang menyukai menu sambal gepeng gereh pethek mengaku menu itu cocok disajikan pagi hari. Bagi sejumlah petani, kegiatan di sawah kerap dilakukan pagi hari sebelum melakukan sarapan.

Makanan akan dikirim ke sawah oleh istri atau pemilik sawah saat ia menjadi buruh pengolah lahan. Sambal gepeng gereh pethek menjadi sajian yang menghangatkan.

“Saat istirahat menikmati menu sambal gepeng gereh pethek bersama gudangan, menjadi penambah energi,” ungkap Petrus Karyono.

Sebagai menu kuliner yang akrab dengan petani, sambal gepeng menjadi simbol kesederhanaan. Sebab sebagian bahan makanan merupakan hasil dari menanam di kebun. Selain itu, berbagai menu menjadi cara menyatukan hasil pertanian dan hasil laut dalam satu piring.

Rasa syukur saat menikmati menu tersebut sekaligus mengharapkan pemberi kehidupan selalu memberi berkah yang melimpah saat bertani.

Dinikmati bersama nasi hangat, sambal gepeng tidak harus diencerken dengan air. Sebab, pada sambal jenis lain seperti sambal pecel harus diencerkan dalam air, agar bisa menyatu dengan sayuran yang telah direbus.

Rasa gurih kacang kedelai atau kadang memakai kacang tanah, membuat ia lebih berselera menikmati sarapan. Tambahan lauk telur rebus, tahu dan tempe goreng menjadi pelengkap menikmati sambal gepeng gereh pethek.

Lihat juga...