Polemik Muslim Uighur tak Kunjung Selesai

Mongolia memuja Jengis-Khan sebagai pahlawan perang tak terkalahkan sambil tidak pernah mengakui berapa banyak nyawa manusia yang  jatuh sebagai korban angkara murka kebengisan sang mahapanglima Mongolia.

Kekaisaran Jepang tidak pernah mengakui keangkara-murkaan para serdadu Jepang yang memerkosa serta membinasakan warga negara-negara Asia yang mereka kuasai pada Perang Jepang-Cina dan Perang Dunia II.

Memang wajar, bahwa para pelaku kejahatan tidak mudah untuk mengakui kejahatan yang mereka lakukan.

Sejarah peradaban dunia membuktikan, bangsa yang mengakui kejahatan yang mereka lakukan pada lazimnya hanya yang kalah perang, seperti Jerman dan Jepang. Maka dapat dimahfumi, bahwa juga tidak mudah bagi pemerintah RRC untuk mengakui telah melakukan pelanggaran HAM terhadap umat Islam di Uighur.

Lebih mudah bagi pemerintah RRC untuk balik menuduh para penuduh sebagai para pelanggar kedaulatan negara, bangsa, dan rakyat RRC .

Tabayun

Polemik Uighur tak kunjung selesai selama pihak penuduh tidak bisa tabayun menyimak fakta yang terjadi di Uighur.

Polemik Uighur juga tak kunjung terselesaikan selama pihak tertuduh tidak berkenan legowo memberikan kesempatan bagi pihak penuduh untuk secara independen, tanpa kendali pengawasan pemerintah tertuduh, datang langsung ke Uighur agar dengan mata telinga kepala sendiri dapat secara tabayun organoleptik, langsung on the spot mendengar serta melihat apa yang sebenarnya benar-benar sedang terjadi di Uighur.

Penulis: Jaya Suprana, pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan yang mendambakan perdamaian di planet bumi. (Ant)

Lihat juga...