Sepa, Permainan Tradisional Asal Sikka
Editor: Mahadeva
MAUMERE – Di festival seni budaya yang diadakan di halaman kantor bupati Sikka, NTT, Minggu (17/11/2019), selain dipentaskan musik dan tari tradisional, juga ditampilkan permainan tradisional Sepa, yang sudah lama sekali tidak dimainkan anak-anak muda jaman sekarang.
“Permainan tradisional ini sudah mulai hilang dan di kampung-kampung di Kabupaten Sikka, sudah jarang dimainkan anak-anak,” kata Orimus Osias, Ketua Sanggar Bunga Nukan, Desa Pogon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, Minggu (17/11/2019).
Selain dimainkan oleh anak-anak, permainan tradisional juga dimainkan lelaki dewasa, sebagai ajang adu ketangkasan yang biasanya disertai dengan taruhan uang. “Kalau anak-anak biasanya memainkannya hanya untuk bersenang-senang saja. sementara orang dewasa biasanya dipakai untuk adu ketangkasan. Terkadang juga ada taruhan uang,” ujarnya.
Anak muda saat ini sudah mulai tidak mengetahui permaianan tersebut, apalagi memainkannya. “Anak-anak di desa kami terkadang masih ada yang memainkannya sementara di wilayah lainnya sudah jarang anak-anak memainkannya. Kita ingin agar permainan tradisional tetap ada,” sebutnya.

Simeon Mitak, salah seorang anggota Sanggar Bunga Nukak mengaku sejak kecil selalu memainkan permainan Sepa. Apalagi di tahun 60-an hingga 70-an, permainan tersebut menjadi hiburan karena televisi belum ada. “Sampai tahun 90-an awal saja belum terlalu banyak masyarakat di desa-desa yang memiliki televisi sehingga anak-anak sering memainakan berbagai permainan tradisional;” tuturnya.