Sang Penangkap Petir dari Grobogan Pukau Pengunjung TMII
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
JAKARTA — Drama tari bertajuk ‘Sang Penangkap Petir’ menjadi pengisi puncak kemeriahan Pagelaran Seni Budaya dan Pameran Produk Unggulan Kabupaten Grobogan di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (23/11/2019) malam.
Gelaran drama tari dengan paduan kemegahan arsistik dan alunan musik khas Grobogan mengiringi gerakan tubuh para seniman seniwati, yang memukau semua yang hadir.
Sebelum tari utama ditampilkan, pengunjung disuguhi dengan tari batik Grobogan yang mengangkat potensi yang ada di tersebut. Tari tersebut dikembangkans ebagai usaha promosi potensi produk batik dengan berbagai motif, di antaranya jagung, jati, padi dan lainnya.
Tidak hanya itu, pengunjung juga dimanjakan dengan kehadiran tari Angguk yang merupakan khas Kabupaten Grobogan yang bernuansa Islam. Tari ini memiliki gerakan yang sangat sederhana, yaitu menggerakkan badan sambil mengangguk-ngangguk kepala. Seriring dengan perkembangan zaman tari Angguk diubah menjadi tari yang sangat lincah dan energik dengan kipas sebagai propertinya.
Bupati Grobogan, Sri Sumarni, SH. MM mengatakan, untuk tari utama, Sang Penangkap Petir ini adalah kisah nyata yang pernah terjadi di masa lalu, ada sejarahnya. Yakni mengisahkan Ki Ageng Selo adalah putra dari Ki Ageng Getas Pandewo yang saat remaja bernama Bagus Sogom atau Bagus Sunggam. Pada waktu muda, beliau bercita-cita menjadi seorang perwira di Kesultan Demak.
Dalam seleksi, beliau berhasil membunuh seekor kerbau sebagai syarat untuk menjadi perwira kerajaan. Namun karena takut melihat darah, akhirnya, Sultan Trenggono (Raja Kesultanan Demak) menolak untuk meluluskan Bagus Sogom.