Puncak Musim Panen Mangga, Warga Pesisir Bakauheni Membuat Asam Kalako Pau
Editor: Mahadeva
Selanjutnya daging buah diiris dengan ketebalan tertentu, kemudian dijemur di para-para bambu yang dikenal dengan senoko. Terik matahari yang cukup panas membuat proses penjemuran asam mangga bisa dilakukan lebih cepat. “Normalnya kaloko pau dijemur selama empat hari, namun selama musim kemarau ini dalam waktu dua hari kering sempurna,” papar Kasmawati.
Kaloko pau menjadi cara mengawetkan mangga, sehingga bisa dikonsumsi hingga panen tahun berikutnya. Sebab masyarakat Bugis kerap membuat sejumlah olahan kuliner berbahan asam. Jenis asam mangga, sering dipakai untuk pembuatan sambal dabu dabu, lawar, sambal kecap, pindang serta pembuatan coto. Tingkat penyusutan mangga yang tinggi saat pengeringan membuat 10 kilogram mangga hanya bisa menjadi 5 kilogram kaloku pau. kaloko pau bisa dijual dengan harga Rp15.000 perkilogram. Sebagai bahan bumbu kuliner, kaloko pau banyak dicari saat acara hajatan pernikahan.
Fatonah, menantu Kasmawati menyebut, Kaloko pau yang sudah kering dikemas dalam wadah plastik bening berukuran 250 gram. Harga jualnya Rp5.000. Permintaan paling banyak kaloko pau dari sejumlah usaha kuliner boga bahari (seafood) di wilayah Bakauheni. Asam mangga yang diawetkan secara tradisional tanpa bahan pengawet, membuat kaloko pau sering menjadi piliham. Dengan bahan asam mangga, olahan kuliner menjadi bercita rasa lebih lezat.