Puncak Musim Panen Mangga, Warga Pesisir Bakauheni Membuat Asam Kalako Pau
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Puncak panen buah mangga di Lampung Selatan terjadi pada November ini. Hal itu dimanfaatkan kaum wanita di Pesisir Bakauheni, membuat kuliner asam mangga. Jenis mangga kerikil atau dikenal mangga kenyot, yang memiliki rasa asam saat muda, dijadikan kuliner asam manga yang sering disebut juga kaloko pau.
Asam kaloko pau menurut Kasmawati, warga Dusun Sukarame, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan hanya dibuat saat panen raya. Hal itu memanfaatkan panen yang melimpah, yang sering membuat manga menjadi terbuang.
Terlebih jenis mangga kerikil, yang kurang disukai karena tingkat keasaman yang tinggi. Mangga kerikil yang siap dipanen, memiliki warna hijau tua, namun ada juga yang berwarna kuning. Pemanenan saat mangga mulai menua dilakukan untuk memperoleh daging buah yang tebal, lebih kesat dan memiliki tingkat keawetan yang lama.
Meski bisa diolah saat mangga masih muda, tingkat penyusutan yang tinggi saat pengeringan membuat mangga muda dihindari. “Sebanyak empat pohon mangga yang saya miliki rata-rata menghasilkan dua kuintal mangga per-pohon. Dipanen bertahap dengan proses pengupasan hingga pengeringan memanfaatkan sinar matahari,” ungkap Kasmawati kepada Cendana News, Sabtu (9/11/2019).

Pembuatan kaloko pau menjadi pekerjaan sambilan warga. Setelah mangga dipanen, selanjutnya direndam untuk menghilangkan getah. Kemudian mangga dikupas menggunakan pisau khusus, untuk membuang kulitnya.