Percepat Proses Panen, Jasa Mesin Dos Jadi Pilihan Petani

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Panen padi pada masa tanam kemarau atau gadu menjadi berkah bagi penyedia jasa mesin perontok padi atau dos. Efesieni waktu,kebersihan gabah kering panen (GKP) yang dirontokkan menjadi pilihan petani memanfaatkan teknologi pertanian.

Jumiko, salah satu ketua kelompok pekerja mesin dos (power thresser) menyebutkan, selama musim panen sejak pertengahan September, ia dan kelompoknya berkeliling ke sejumlah kecamatan untuk menawarkan jasa.

Satu kelompok pekerja berjumlah sekitar 10 hingga 20 orang yang merupakan kerabat satu kampung bekerja dengan sejumlah pembagian tugas. Para wanita bertugas memotong padi dengan sabit, proses pengangkatan tumpukan padi, perontokan dan memasukkan padi ke karung dilakukan oleh laki laki.

“Penggunaan mesin dos menggantikan proses panen secara manual yang kerap butuh waktu dua hari, namun jadi pilihan yang ingin cepat memanen padi dalam waktu setengah hari sudah bisa langsung menjual gabah kering panen,” ungkap Jumiko saat ditemui Cendana News di lahan sawah milik warga Desa Pasuruan,Selasa (5/11/2019)

Selama kemarau bekerja dengan mesin dos jadi pilihan sebab ia dan para pekerja rata rata tidak memiliki sawah. Kepemilikan mesin dos atas urunan dengan para anggota dengan harga Rp10 juta. Setiap panen para anggota akan ikut bekerja dengan sistem bagi hasil 1:10.

“Sistem bagi hasil yang kami gunakan sesuai kesepakatan dengan pemilik sawah, saat menghasilkan 11 karung gabah maka 1 karung gabah menjadi bagian pekerja mesin dos,” cetus Jumiko.

Sejak pertengahan September dari hasil bagian jasa mesin dos kelompok tersebut bisa mendapatkan sekitar 10 ton GKP. Harga jual gabah pada masa panen gadu seharga Rp480.000 per kuintal, kelompoknya bisa mendapatkan hasil sekitar Rp48 juta.

Lihat juga...