Jenjet Jagung, Pakan Alternatif Peternak di Lamsel

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Selama lebih kurang 5 bulan ia mengalami kesulitan mendapatkan sumber pakan hijauan. Namun sejak lima tahun silam ia mendapat pelatihan pemanfaatan jerami, jenjet jagung dan bekatul sebagai pakan alternatif.

“Kebutuhan pakan ternak yang meningkat membuat petani harus kreatif memanfaatkan pakan alternatif dari limbah pertanian,” ungkap Paeran.

Selama kemarau dengan potensi panen padi ia bisa mendapatkan limbah jerami. Pasokan pakan ternak sapi menurutnya kerap diperoleh dari kecamatan lain dengan memakai motor. Jerami yang sudah diikat selanjutnya dikeringkan pada gudang khusus untuk sumber pakan.

Sebagian jerami sengaja disimpan dengan proses fermentasi. Jerami yang sudah difermentasi dengan tambahan suplemen organik cair menjadi cara merangsang nafsu makan ternak.

Pakan jerami dengan sistem fermentasi dan pengeringan menurut Paeran bisa betahan setahun. Potensi panen yang melimpah pada sejumlah lahan pertanian padi membuat ia menyiapkan stok cukup banyak.

Selain stok jerami Paeran menyiapkan stok jenjet jagung hingga 4 ton. Penyimpanan jenjet jagung dilakukan menggunakan plastik dan karung yang disimpan pada gudang pakan.

Selain untuk pakan ternak sapi, saat kemarau pakan fermentasi bisa digunakan sebagai pakan ternak kambing. Sebagai ternak investasi Paeran bisa membiayai pendidikan sang anak hingga kuliah.

Satu ekor sapi yang pernah dijual mencapai Rp20 juta dan satu ekor kambing mencapai Rp2 juta. Meski telah menjual sebagian ternak masih memelihara sebanyak 8 ekor sapi dan 6 ekor kambing.

Lihat juga...