Anak-Anak di Perbatasan Lebih Memilih Sekolah ke Malaysia
PUTUSSIBAU – Sekolah Dasar Negeri 04 Merakai Panjang, daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, Kecamatan Puring Kencana wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat, sempat kekurangan siswa.
Anak-anak di daerah tersebut lebih memilih sekolah ke Negara Malaysia. “Tahun ini kami tidak mendapatkan siswa baru, karena para orang tua dan anak-anak lebih memilih sekolah di negara tetangga Malaysia,” kata Kepala SDN 04 Merakai Panjang, Lambertus Ngenget di Desa Merakai Panjang, Kecamatan Puring Kencana, wilayah Kapuas Hulu, Minggu (17/11/2019).
Menurut Lambertus, jumlah murid SDN 04 Merakai Panjang saat ini hanya sekitar 12 siswa. Dari tahun ke tahun, ada saja siswa keluar dan memilih melanjutkan sekolah ke Malaysia. Menurutnya, pihak sekolah hanya bisa memberikan pemahaman kepada para orang tua mau pun murid, akan tetapi hal tersebut tidak menjadi penghalang orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke Malaysia.
“Tentu sarana dan prasarana menjadi faktor penyebab orang tua menyekolahkan anaknya ke Malaysia, kami tidak bisa berbuat banyak, karena memang kondisi SD Merakai Panjang itu banyak yang rusak,” jelas Lambertus.
Program pengabdian tanpa batas tentara di perbatasan (Petasan) sangat membantu. Melalui program tersebut, SDN 04 Merakai Panjang mendapatkan perehaban bangunan. “Semoga saja dengan adanya Petasan itu dapat memberikan motivasi kepada kami sebagai guru dan masyarakat untuk mencerdaskan anak bangsa di perbatasan,” harap Lambertus.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu, Petrus Kusnadi, membenarkan, informasi rata-rata para orangtua masyarakat perbatasan menyekolahkan anak-anaknya ke Malaysia. Menurut Petrus, persoalan itu dilema berat, pertimbangan para orangtua di perbatasan itu berbagai faktor, pertimbangan politik dan sosiologis. “Saya rasa ini PR bagi pemerintah Indonesia, bagaimana memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan khususnya di daerah perbatasan,” ujar Petrus.