Suatu Sore pada Bulan Oktober

CERPEN JELI MANALU

Si calon pengusaha menyicil utang tiap waktu sesuai kesepakatan ditambah bunganya. Di awal-awal usaha lancar. Bisnis asuransi juga lancar. Uang dari nasabah-nasabah baru dilacurkan lagi ke peminjam asing, begitu seterusnya.

Namun siapa dapat menjamin usaha langgeng terus? Sere sudah banyak melihat kejadian seperti ini. Di multi level yang dagangannya berupa produk kecantikan saja lebih sepuluh tahun Sere jatuh bangun.

Dia juga pernah coba-coba bisnis model money game namun tak kuat. Dia bahkan pernah ikut arisol (arisan online), di mana si owner arisan itu mati bunuh diri karena tak sanggup menanggungjawabi uang anggota yang dibawa kabur anggota-anggotanya yang nakal.

Bahkan, si pelakunya sendiri sanak famili dan teman lama si owner—kau tahu Kak, di hadapan uang, saudara, orangtua, kekasih tidak ada apa-apanya. Dan sekali lagi, Sere tetap tak mengutarakan kata-kata yang telah dia pikirkan matang-matang, berbeda dengan yang memprospeknya pertama kali Sere tak segan-segan memblokirnya sebab seseorang itu cuma orang asing.

Terhadap Jora, kakak iparnya itu, Sere tidak tega. Jora saat ini berjuang menyelamatkan hidupnya setelah lima tahun lalu dikhianati suami, yakni saudara laki-laki Sere sendiri. Sere waktu itu tak bisa membantu banyak, kecuali ucapan-ucapan motivasi yang Sere kerap upayakan.

Saat mulai tak sabar mendengar rengekan-rengekan Jora, Sere mengenalkan Jora pada seseorang yang menggeluti bisnis asuransi, dan berkat seseorang itu pulalah Jora perlahan-lahan bangkit. Berbulan-bulan setelahnya tak pernah lagi Jora mengeluh.

Maka sebab itulah Sere tak pernah sampai hati menyampaikan pengalaman-pengalaman buruknya pada Jora—apa yang telah dipikirkannya matang-matang hanya bertumpuk-tumpuk dalam dada.

Lihat juga...