Rawan Bencana, Pessel Masih Minim Sarana Prasarana

Editor: Koko Triarko

Ditambahkanya, bahwa 13 unit EWS yang ada saat ini, 10 unit merupakan bantuan yang bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2015, dan 3 unit dari Anggaran Pemdapatan Belanja Daerah (APBD) 2017.

Guna menjawab kebutuhan EWS secara ideal itu, BPBD Pesisir Selatan membuat proposal kepala Kementerian Kemaritiman melalui BPBD Provinsi.

“Saya berharap, mudah-mudahan usulan ini bisa terjawab walaupun secara bertahap. Sebab, masyarakat memang berhak mendapatkan perlindungan terhadap bencana,” ungkapnya.

Dia juga menambahkan, bahwa selain EWS, Pesisir Selatan juga masih kekurangan sarana shelter, jalur evakuasi dan rambu-rambu jalur evakuasi pada daerah yang masuk pada zona merah tsunami.

“Hal ini perlu saya sampaikan, sebab dengan garis pantai mencapai 234,2 kilometer dengan jumlah nagari yang masuk zona merah sebanyak 41 nagari, hanya memiliki 5 unit shelter,” ungkapnya.

Lima shelter itu terdapat di Medan Bapaneh Rawang Painan, di Nagari Pasir Ganting Kecamatan Airpura, Nagari Ampingparak, di SMAN 1 Surantiah, dan di SDN 2 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang.

Lebih jauh dijelaskan, bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan, jika tsunami terjadi akibat gempa besar di zona Subduksi Mentawai, maka sekitar 182.418 jiwa penduduk, atau sekitar 40,20 persen dari total penduduk Pessel akan terancam bahaya tsunami.

“Sebab, penduduk yang berjumlah 182.418 jiwa itu berdomisili di radius 2 kilometer dari bibir pantai. Penduduk Pessel memang lebih banyak terkonsentrasi tinggal di daerah sepanjang bibir pantai,” ungkapnya.

Lebih jauh dijelaskan, bahwa pembangunan shelter, baik permanen maupun alami di daerah itu sudah dimulai sejak 2011.

Lihat juga...