Lahan Gambut Terbakar, Rusak Lahan Pertanian dan Ekosistem

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Musim kemarau yang belum berakhir masih berpotensi menimbulkan kebakaran di Lampung Timur (Lamtim).

Tarsan, petani di Desa Jukio, Kecamatan Gunung Pelindung mengaku lahan pertanian miliknya berada di lahan gambut. Selama kemarau ia menyebut lahan gambut berpotensi terbakar akibat suhu yang tinggi. Tanpa ada proses pembakaran lahan gambut menurutnya bisa terbakar tiba tiba.

Tarsan, petani di Desa Jukio Kecamatan Gunung Pelindung menggarap lahan sawah dalam kondisi kemarau memanfaatkan pengairan dari sungai kecil di wilayah tersebut, Sabtu (19/10/2019) – Foto: Henk Widi

Pada sejumlah lokasi lahan gambut di Desa Jukio dan Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Sakti, kebakaran lahan gambut kerap terjadi. Kondisi lahan yang ditumbuhi rumput ilalang, gelagah dan tanaman kelapa sawit menurutnya kerap tiba tiba terbakar.

Upaya pemadaman disebutnya dilakukan dengan melokalisir area terbakar agar tidak merembet ke lahan pertanian. Meski demikian kebakaran yang kerap terjadi siang hari membuat pengawasan kurang maksimal dilakukan.

Tarsan menyebut kerap pergi ke lahan sawah saat sore hari sembari memadamkan bara api pada lahan gambut. Sebagai cara melokalisir potensi kebakaran yang sering terjadi di wilayah tersebut petani kerap secara swadaya membuat saluran air.

Pada musim kemarau kebakaran di lahan gambut bisa dicegah merembet ke perkampungan warga dan lahan pertanian.

“Sudah ada larangan membakar lahan pertanian selama kemarau namun saat panas terik lahan gambut bisa terbakar tanpa kesengajaan, sebab pada lahan gambut kerap ada batu yang mudah memicu terjadinya api ditambah rumput kering,” ungkap Tarsan saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (19/10/2019).

Lihat juga...